Kabupaten Cilacap Mengalami Deflasi -0,12 Persen Pada September 2021
Daya beli masyarakat yang rendah menjadi penyebab Cilacap mengalami deflasi -0,12 persen pada September 2021. Deflasi ini didorong oleh turunnya harga beberapa komoditas pangan strategis pada kelompok makanan, minuman dan tembakau.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Samsun Hadi mengatakan, Cilacap tercatat mengalami deflasi yang lebih dalam dibandingkan deflasi nasional dan Jawa Tengah. “Komoditas penyebab deflasi antara lain, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih dan aneka cabai seiring permintaan pasar terhadap komoditas itu masih lesu. Karena dipengaruhi oleh permintaan dari hotel, restaurant dan cafe yang menurun di tengah implementasi PPKM,” kata dia.
Di sisi lain, kelompok pendidikan menjadi kelompok yang menahan deflasi lebih dalam. Secara tahunan, Cilacap tercatat mengalami inflasi sebesar 1,32 persen.
Capaian inflasi tahunan pada bulan September 2021 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan September dalam dua tahun terakhir (2019 – 2020) yang sebesar 1,72 persen (yoy). “Inflasi Cilacap pada tahun 2021 diperkirakan terkendali.
Adapun risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi ke depan antara lain perkembangan permintaan domestik khususnya rumah tangga yang terganggu sebagai upaya mengurangi tersebarnya pandemi Covid-19 dan bantuan pemerintah,” kata Samsun.
Perubahan cuaca dan iklim yang mempengaruhi produksi juga dapat berdampak pada terjadinya fluktuasi harga beberapa komoditas hortikultura. Peningkatan harga komoditas yang ditentukan oleh Pemerintah seperti cukai rokok diperkirakan turut andil sebagai penyumbang inflasi.
Disisi lain, beberapa hal yang berpotensi menahan laju inflasi antara lain masih terbatasnya konsumsi dan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 yang masih berlanjut serta pasokan bahan pangan utama yang diperkirakan terkendali.
Sementara itu, pemerintah juga telah menetapkan bahwa subsidi listrik masih berlanjut pada 2021 tetapi persentase subsidinya dikurangi. “Koordinasi antara Bank Indonesia, pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok,” kata Samsun.